Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Movie Review : X-Men: The Last Stand (2016)

Film X-Men: The Last Stand (2016) mengisahkan konflik terbesar yang pernah dihadapi para mutan, yakni pertempuran ideologi antara hidup berdampingan dengan manusia atau memperjuangkan supremasi mutan dengan segala cara. Cerita dimulai ketika pemerintah menemukan "Cure," sebuah obat yang dapat menghilangkan gen mutan dan membuat mereka menjadi manusia biasa. Penemuan ini memecah belah komunitas mutan—beberapa melihatnya sebagai harapan untuk hidup normal, sementara yang lain menganggapnya sebagai ancaman terhadap eksistensi mereka.

Movie Review  X-Men The Last Stand (2016)

Sinopsis X-Men: The Last Stand (2016)

Jean Grey (Famke Janssen), yang dikira tewas dalam film sebelumnya, hidup kembali dengan kekuatan besar sebagai Phoenix, sisi gelap dirinya yang tidak terkendali. Phoenix adalah mutan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya, tapi ia tak lagi memiliki kendali atas emosinya, menjadikannya ancaman besar bagi semua pihak, baik manusia maupun mutan.

Magneto (Ian McKellen), pemimpin kelompok mutan radikal, melihat potensi besar dalam kekuatan Phoenix dan merekrutnya untuk perang melawan manusia. Bersama pasukannya, termasuk mutan kuat seperti Juggernaut (Vinnie Jones) dan Pyro (Aaron Stanford), Magneto berencana menghancurkan fasilitas tempat "Cure" diproduksi, yang berada di Alcatraz.

Di sisi lain, Profesor Charles Xavier (Patrick Stewart) dan para X-Men—termasuk Wolverine (Hugh Jackman), Storm (Halle Berry), dan Beast (Kelsey Grammer)—berjuang untuk menghentikan Magneto dan menyelamatkan Jean dari dirinya sendiri. Konflik menjadi semakin emosional karena hubungan pribadi Wolverine dengan Jean, yang semakin diperumit oleh pengaruh Phoenix.
Pertempuran terakhir terjadi di Alcatraz, di mana Magneto dan pasukannya menyerang fasilitas "Cure" dengan kekuatan penuh. X-Men berusaha menghentikan mereka, tetapi situasi semakin kacau ketika Phoenix kehilangan kendali atas kekuatannya, menghancurkan apa pun di sekitarnya. Dalam klimaks yang emosional, Wolverine mendekati Phoenix, meskipun kekuatannya hampir membunuhnya, dan memutuskan untuk mengakhiri penderitaan Jean dengan menusuknya, membunuh Phoenix sekaligus menyelamatkan dunia.

Film ini berakhir dengan dunia yang masih menghadapi perpecahan antara manusia dan mutan. Meskipun Magneto kehilangan kekuatannya karena "Cure," adegan terakhir menunjukkan bahwa "Cure" mungkin tidak permanen, membuka pintu untuk cerita selanjutnya.

Film ini menggali tema-tema berat seperti identitas, diskriminasi, dan pengorbanan, dengan adegan aksi yang epik dan momen-momen emosional yang mendalam. X-Men: The Last Stand menutup trilogi awal X-Men dengan skala konflik yang besar dan dampak emosional yang kuat bagi penggemar waralaba ini

Kesimpulan

Film ini menggali tema-tema berat seperti identitas, diskriminasi, dan pengorbanan, dengan adegan aksi yang epik dan momen-momen emosional yang mendalam. X-Men: The Last Stand menutup trilogi awal X-Men dengan skala konflik yang besar dan dampak emosional yang kuat bagi penggemar waralaba ini

Post a Comment for "Movie Review : X-Men: The Last Stand (2016)"